Wednesday, April 27, 2011

ERTI SYUKUR....

Manusia dan Syukur
Kita telah mengetahui bahwa syukur merupakan salah satu sifat yang terpuji dan sifat yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi tidak semua orang bisa mendapatkannya. Artinya, ada yang diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ada pula yang tidak.
Manusia dan syukur terbagi menjadi tiga golongan:
  1. Orang yang mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  2. Orang yang menentang nikmat yang diberikan alias kufur nikmat.
  3. Orang yang berpura-pura syukur padahal dia bukan orang yang bersyukur. Orang yang seperti ini dimisalkan dengan orang yang berhias dengan sesuatu yang tidak dia tidak miliki. (Madarijus Salikin, 2/48)





Dalil-dalil tentang Syukur
Bersyukurlah kalian kepada Allah jika hanya kepada-Nya kalian menyembah.” (Al-Baqarah: 172)
Maka ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengingat kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku dan jangan kalian kufur.” (Al-Baqarah: 152)
Dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya dan kepada-Nya kalian dikembalikan.” (Al-’Ankabut: 17)
Dan Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur.” (Ali ‘Imran: 144)
“Dan ingatlah ketika Rabb kalian memaklumkan: Jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah (nikmat Kami) dan jika kalian mengkufurinya sungguh azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun di malam hari sampai pecah-pecah kedua kaki beliau lalu ‘Aisyah berkata: ‘Ya Rasulullah, kenapa engkau melakukan yang demikian, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lewat dan akan datang?’ Beliau menjawab: ‘Apakah aku tidak suka menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Al-Bukhari no 4660 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Masih banyak dalil lain yang menjelaskan tentang keutamaan syukur dan anjuran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Semoga apa yang dibawakan di sini mewakili yang tidak disebutkan.
Ancaman bagi Orang-Orang yang Tidak Bersyukur
Yang tidak bersyukur lebih banyak dari yang bersyukur. Hal ini tidak bisa dipungkiri oleh orang yang berakal bersih. Sebagaimana orang yang ingkar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih banyak dari yang beriman. Demikianlah keterangan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:
Dan sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur.” (Saba`: 13)
Sebuah peringatan tentu akan bermanfaat bagi orang yang beriman. Di mana AllahSubhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan dari kufur nikmat setelah memerintahkan untuk bersyukur dan menjelaskan keutamaan yang akan di dapatinya sebagaimana penjelasan Al-Imam As-Sa’di rahimahullahu dalam tafsir beliau: “Jika seseorang bersyukur niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabadikan nikmat yang dia berada padanya dan menambahnya dengan nikmat yang lain.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan Rabb kalian telah mengumumkan jika kalian bersyukur niscaya Kami akan menambah (nikmat Kami) dan jika kalian mengkufurinya sungguh azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan: “Jika kalian mengkufuri nikmat, menutup-nutupinya dan menentangnya maka (azab-Ku sangat pedih) yaitu dengan dicabutnya nikmat tersebut dan siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpanya dengan sebab kekufurannya. Dan disebutkan dalam sebuah hadits: ‘Sesungguhnya seseorang diharamkan untuk mendapatkan rizki karena dosa yang diperbuatnya’.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/637)
Syukur dan Sabar
Kita akan bertanya: “Jika engkau ditimpa sebuah musibah lalu engkau mensyukurinya, maka tentu pada sikap kesyukuranmu terdapat sifat sabar dan sifat ridha terhadap musibah yang menimpa dirimu. Dan kita mengetahui bahwa ridha merupakan bagian dari kesabaran. Sementara syukur merupakan buah dari sifat ridha.”
Ibnul Qayyim rahimahullahu menjelaskan: “Syukur termasuk kedudukan yang paling tinggi dan lebih tinggi -bahkan jauh lebih tinggi- daripada kedudukan ridha. Di mana sifat ridha masuk dalam syukur, karena mustahil syukur ada tanpa ridha.” (Madarijus Salikin, 2/242)
Kenapa Kebanyakan Orang Tidak Bersyukur?
Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan: “Makhluk ini tidak mau mensyukuri nikmat karena padanya ada dua (sifat) yaitu kejahilan dan kelalaian. Kedua sifat ini menghalangi mereka untuk mengetahui nikmat. Karena tidak tergambar bahwa seseorang akan bisa bersyukur tanpa mengetahui nikmat (sebuah pemberian). Jika pun mereka mengetahui nikmat, mereka menyangka bahwa bersyukur itu hanya sebatas mengucapkan alhamdulillah atau syukrullah dengan lisan. Mereka tidak mengetahui bahwa makna syukur adalah mempergunakan nikmat pada jalan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 288)
Kesimpulan ucapan Ibnu Qudamah rahimahullahu adalah bahwa manusia banyak tidak bersyukur karena ada dua perkara yang melandasinya yaitu kejahilan dan kelalaian.



~Teringat saya akan kata2 ustaz sewaktu ceramahnya di surau baru-baru ini....Nak thu x dia kata apa??....Hari tu sedang dia beri2 ceramah pastu dia pn msuk cerita pasal isteri dia....."Kalau saya diberi pilihan yang mana yang paling saya sayangi didunia ini,saya pilih kitab-kitab saya yang paling saya sayangi dan isteri saya adlah org yang kedua yang saya sygi,kata ustaz itu".....lps tu dia smbg lagi...."Jika nur (nama isteri ustaz tu) itu kahwin dgn saya dan dia tidak suka dgn apa saya buat,saya akan tinggalkannya,btol,saya ckp terus-terang,kata ustaz itu lagi".............
~Wah....xthu nk ckp apa....tercengang saya disitu....dlm hati saya berkata ..wah,bgusnya ustaz nie......wslm.. 

Tuesday, April 26, 2011

TAWAKAL.......

  Gosok gigi,gosok gigi,gosok gigi.......biasakan diri gosok gigi sebelum solat barulah rasa segar jew nk menghdp ALLAH SWT...^_^
                                          





"Ya Allah,tiadalah yang membolak-balikkan hati manusia melainkan Engkau.Engkau yang memberikan hidayah,Engkau yang menariknya.Engkau yang memilih siapa yang berhak kepadanya.Maka,aku memohon agar aku,sahabat aku dan masyrakat disekelilingku ini,Kau kurniakanlah hidayah kpd kami.Sesungguhnya tanpa-Mu,kami hanyalah orang-orang yang RUGI."

                                    
                                                                                       










"DAN APABILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG AKU,MAKA SESUNGGUHNYA AKU DEKAT.AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG BERDOA APABILA IA BERDOA KEPADA-KU,MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI-KU,DAN HENDAKLAH MEREKA BERIMAN KEPADA-KU AGAR MEREKA SELALU BERADA DALAM KEBENARAN"....(AL-BAQARAH:186)




                    Insyallah,hambamu hanya berserah kepada-Mu ,Ya Allah....Engakau yang mengetahui atas tiap-tiap sesuatu itu....



ITU LAH PENTINGNYA TAWAKAL....DAN INGATLAH APABILA SEGALA URUSAN KERJAMU ITU DISERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH SWT(TAWAKAL),KAMU AKAN MELIHAT SUATU KEAJAIBAN AKAN BERLAKU, YANG TIDAK PERNAH KAMU SANGKA-SANGKAKAN.....





Kawan SEJATI

Kali Ni  Nak Cerita Sikit Perihal Pertalian Persahabatan Terhadap Tiga Orang Yang Berlainan Bangsa, Iaitu Seorang Arab, Seorang Afrika Dan Seorang India…
Mereka Ni Telah Sama-Sama Ingin Mengembara Di Lautan. “Adventure La Sikit Brader” Kata Salah Seorang Dari Tiga Orang Tu. Sampai Masa Dan Ketikanya Mereka Pun Belayarlah Seperti Yang Dihajatkan.
Setelah Sekian Lama Belayar, Menempuh Pelbagai Ujian Dan Peperiksaan (Tak Termasuk UPSR & PMR), Sehingga Suatu Ketika Mereka Telah Menempuh Suatu Taufan Dan Ombak Bak Cerita “Deep Impact” Yang Kuat Sehingga Menyebabkan Kapal Mereka Telah Terbelah Dua Lalu Tenggelam Ala “Titanic”.
Tetapi Umur Mereka Bertiga Masih Panjang. Mereka Telah Hanyut Dan Terdampar Di Sebuah Pulau (Pulau Kozambo Agaknya, Tak Tau Pulak Saya). Pulau Tu Pulak Tiada Berpenghuni Melainkan Mereka Bertigalah Yang Menghuninya Setelah Tersadai.
Hari Demi Hari, Minggu Demi Minggu, Bulan Demi Bulan Hinggakan Tahun Demi Tahun Sampai Jadi Belas Tahun Mereka Menginap Di Pulau Itu. Hidup Aman Dan Damai Kata Orang, Saling Bekerjasama. Mereka Ni Jadi Tersangatlah Akrabnya.
Akhirnya (Belum Habis Lagi) Salah Seorang Dari Mereka Terjumpa Sebuah Bekas (Tak Tau Lah Saya Bekas Apa, Tapi Yang Pasti, Bukan Bekas Ubat Nyamuk). Lalu Dia Pun Memanggil Dua Lagi Kengkawannya.
Setelah Kata Sepakat Membawa Berkat, Mereka Pun Membuka Bekas Tadi Tu. Amat Terkezutlah Mereka Sebaik Sahaja Terbuka Sahaja Penutup Bekas Tu, Keluarlah Asap Berbunga-Bunga (Tapi Tak Bahaya Kerana Indeks Bacaan Belum Sampai Tahap Bahaya). Setelah Terbatuk-Batuk Beberapa Kali Dan Jerebu Pun Reda, Mereka Terperasan Ada Penambahan Bilangan Dari Segi Penduduk. Wujud Satu Jun Depan Mereka (Ala Brader, Jin Le).
Mereka Bertiga Jadi Takut, Tapi Jin Tu Selamba Je, Terkebil-Kebil. Belum Sempat Mereka Berbuat Apa-Apa Lagi Jin Dah Berkata :
” Thank You, Thank You, Kerana You All Telah Selamatkan I Dari Belenggu Belanga Ni”.
Sambung Lagi Jin Tu : ” Oleh Kerana You All Telah Selamatkan Jiwa Dan Raga I, I Akan Tunaikan Apa Sahaja Permintaan You All, Tetapi Seorang Akan Dapat Satu Sahaja Permintaan Je Tau”.
Mereka Bertiga Punye Le Gumbira Apabila Mendengar Berita Terkini Hiburan Sensasi Yang Disampaikan Oleh Jin Tu.
Sambung Jin Tu Lagi : “OK Boleh Mulakan Permintaan Kamu Bertiga Sekarang”
“Baiklah” Kata Orang Pertama Iatiu Si Arab.
Dia Sambung ” Wahai Jin, Ana (Ana Tu Bermaksud Saya) Telah Tersangat Lama Tinggal Di Pulau Ini Dan Ana Tidak Dapat Menahan Rindu Untuk Pulang Ke Kampung Halaman Ana, Boleh Anta Tunaikan”.
Kata Jin Tu “Boleh, No Problemo, Tapi Tak Nak Ke Ucapkan Babai Ke Apa-Apa Ke, Kat Kawan Kau Dua Orang Tu”.
Si Arab Pun Berucap : “Wahai Sahabat Ana Berdua Yang Mulia, Ana Akan Sentiasa Kenangkan Kamu Dimana Jua Ana Berada, Semoga Berjumpa Lagi”.
Setelah Berjabat-Jabatan (Bersalam-Salaman), Bersedih-Sedihan Maka Tiba-Tiba TUSSS! (Siap Ada Asap Lagi) Tertunailah Permintaan Si Arab.
Tinggal Dua. Kemudian Tibalah Giliran Si Afrika Membuat Hajatnya (Bukan Qado Hajat). Setelah Terdiam Beberapa
Ketika Si Afrika Berkata : “Wahai Jin Tolonglah Saya Kembalikan Saya Ke Pangkuan Keluarga Saya, Mungkin Mereka Menyangkakan Bahawa Saya Telah Mati, Saya Mahu Pulang, Saya Mahu Pulang”
TUSSS! (Ada Asap Jugak) Tak Sampai Hati Jin Tu Mendengarkannya Lebih Lama Lagi. Dan-Dan Si Afrika Tu Hilang Dari Pandangan, Nak Ucap Selamat Tinggal Kat Kawan Dia Seorang Lagi Tu Pun Tak Sempat.
Tinggallah Si Mamat India Ni Sengsorang. Jin Tu Pandang Dia, Dia Pandang Jin Tu.
Jin Tu Kata Kat Dia : “Kamu Tu Tunggu Apa Lagi, Mintalah Apa Yang Kamu Hajati Supaya Aku Boleh Tunaikan Permintaan Kamu Dan Selesaikan Janji Aku Kat Kamu Bertiga. Aku Dah Tak Sabar Nak Enjoy Ni”.
Si India Tu Kata : “Ala Jin Rilek La Jin. Aku Sebenarnya Masih Bersedih Kerana Kehilangan Kekawanku Yang Sangat Sejati”.
Lalu Dia Pun Berkata : “Mr. Jin Sekarang Kau Tunaikanlah Permintaanku Yang Tak Seberapa Ni”.
Berkata Jin :”Katakanlah, Mintalah Nescaya Aku Akan Tunaikan”.
Si India Tu Dengan Penuh Wisma Yakin Dan Semangat Berkata Kepada Jin:
“Mr. Jin Aku Amat Merindui Kengkawan Aku, Oleh Itu Aku Meminta Supaya Engkau Kembalikan Semula Mereka Ke Pangkuan ku. Aku Rindukan Mereka Berdua”.
Jin Tu Pun Menunaikan Permintaan Si Mamat India tu. TUSSS! (Asap Dia Banyak Sikit Sebab Ada Dua Orang Sekali Jalan) Kembalilah Si Arab Dengan Si Afrika Di Depan Si India Tu.

Monday, April 25, 2011

Nota Hati Buat Si Kacak Dan Si Jelita

Saya kira, apabila disebuat saja tentang pramugari, pasti kita terbayang bahawa dia ialah seorang wanita yang cantik. Saya juga tidak menafikan bahawa mereka memang cantik. Jika tidak, mengapa setiap kali mereka melintas dari sky park, tidak kiralah samada pramugari fire fly dengan skirt jingga mereka, atau pramugari MAS, dengan kain terbelah mereka, pasti rakan-rakan saya akan kecoh. Berkemut-kemut mereka, berbisik sesama sendiri.

Bahkan, jika saya pulang ke kampung juga, seorang pakcik yang mesra dipanggil 'wak' sering menyakat saya apabila kami duduk berlaga lutut, di saf pertama. "Bal, bila nak bawak balik pramugari?" Ah, dia memang ramah. Kerana senyumnya sahaja, saya sudah rasa bahagia.

Dan wajarlah para pramugari sinonim dengan cantik dan aggun kerana melihatkan belanja bulanan mereka pada alat mekap dan set kecantikan sahaja sudah beribu-ribu ringgit.

Dan disana timbul persoalan. Adakah islam sebuah agama yang hanya menuntut agar penganutnya mencantikkan fizikal semata-mata?

Tidak! Pasti jawapannya tidak.

Dan demikian juga yang diajukan kepada saya, iaitu tentang nasib lelaki dan wanita yang tidak cantik. Pada pendapat saya, kerisauan yang ditunjukkan oleh yang bertanya itu memang ada asasnya kerana kita boleh melihat bahawa memang kecantikan seseorang atau ketampanan seseorang, peranannya besar dalam soal mencari jodoh.

Kerana itu, seringkali orang yang kekurangan kecantikan fizikal merasa rendah diri, merasa malu, dan merasa terhina sedangkan ia suatu yang tidak perlu dan hakikatnya, memang tidak ada! Setidak-tidaknya, dia masih lagi mulia di sisi Allah. Dan beritahu saya, apakah yang lebih indah di dunia ini selain daripada Allah memandang kita dengan pandangan kasih?



Saudara, dan saudari yang saya kasih kerana Allah. Bersama, mari kita susuri kisah seorang sahabat yang mulia yang bernama Julaibib.

Siapa antara kalian ada mengenali Julaibib?

Rasanya tiada. Kerana memang dia tidak dikenali. Baik di zamannya, atau di zaman ini. Memang pada pandangan manusia biasa, dia tiada apa-apa.

Julaibib lahir tanpa dirinya mengetahui nasab keturunannya. Ya. Dirinya tiada mengenal siapa itu ibu dan siapa itu ayahnya. Tetangganya juga sama, tidak mengentahui dari masa asalnya. Julaibib itu, jika diceritakan tentang fizikalnya sahaja sudah cukup untuk membuatkan otot muka kita berkerut.

Dia lelaki pendek. Kerdil. Kulitnya hitam legam. Mukanya hodoh. Dirinya miskin. Bahkan hidupnya, sebatang kara.

Dia terpinggir dari masyarakat. Hadirnya, atau tiadanya, tiada apa-apa bagi masyarakat. Hanya Rasulallah S.A.W sahaja yang mengambil berat tentang lelaki kerdil ini.

Pun dirinya punya kekurangan yang seribu, tetap dia akan menjadi antara yang terpaling hadapan dalam saf peperangan. Bukan hanya itu, Julaibib juga tidak rela dirinya ketinggalan daripada berada di saf pertama untuk solat fardu, disetiap kalinya.

Saat semua orang membencinya, dia masih tersenyum kerana di sana, ada seorang lelaki yang kasih padanya. Ah. Beruntunglah Julaibib, kerana sungguh Rasulallah amat mencintai lelaki kerdil ini.

Satu ketika, Rasulallah memanggil Julaibib. "Wahai sahabat yang aku cinta. Mahukah dirimu bernikah?"

Julaibib tersenyum manis. Wajah gelapnya tampak jernih. Dengan redha, dia menjawab, "Wahai Rasulallah, apakah ada orang yang mahu menikahkan puterinya dengan daku?"

Jawapannya ikhlas. Dirinya redha, tanpa sekelumit kesal dan merajuk pada Ilahi yang menciptakannya begitu.

Rasulallah S.A.W mengulangi pertanyaan. "Wahai Julaibib. Inginkah kamu untuk bernikah?"

Masih dengan senyuman yang mekar dalam keimanan dan penyerahan diri pada Allah, Julaibib menjawab ikhlas, "Ya Rasulallah... adakah ada orang yang mahu menikahkan puterinya dengan aku?"

Lalu, Rasulallah membawa Julaibib bertemu dengan seorang sahabat Ansar.

"Wahai sahabat, aku mahu meminang puterimu"

Maka, berseri-seri wajah lelaki ansar tadi. Dirinya menyangka bahawa Rasulallah berhajat mahu memperisterikan anak gadisnya. Cuma, gembiranya dan serinya itu bertukar malap serta merta saat terhujah di telinganya bahawa pinangan itu bukan untuk Rasulallah, tetapi untuk Julaibib!

"Julaibib? Aduh. Izinkan aku berbincang dahulu bersama isteriku kerana ia sebuah urusan yang sangat besar", pinta lelaki tadi dengan wajah yang bertukar kelat tiba-tiba.

Saat perkara itu sampai kepada isterinya, wanita itu tekad. "Julaibib? Ah! Tidak! Demi Allah! Sesekali tidak akan kita kahwinkan anak kita dengan Julaibib!"

Naluri si ibu memang begitu. Mereka mahu yang terbaik buat anak mereka. Memang dari pertimbangan akal, sekiranya yang dinikahi itu ialah Julaibib, maka dari celah mana adanya bahagia? Julaibib kerdil, hodoh, miskin, tiada keluarga... dan sejuta macam kekurangan dan kelemahan.

Sedang si ibu berkeras tidak mahu mengizinkan, si ayah cuba memujuk kerana mungkin, dirinya malu untuk menghampakan Rasulallah. Perbincangan itu terdengar oleh anak gadis itu.

Gadis itu bertanya, "Daripada siapakah lamaran ini?"

Lalu diberitahu kepadanya. "Daripada Rasulallah s.a.w tetapi kepada Julaibib"

Subhanallah...

Dengan lembut dan hati yang bulat mengharap cinta Allah, gadis solehah itu memujuk, "Ketahuilah ibu, sekiranya ia adalah permintaan daripada Rasulallah, maka pasti tidak akan ada satu mudharat pun yang akan menimpa diriku. Kahwinkanlah aku dengan Julaibib..."

Kisah Julaibib yang istimewa tidak berhenti disini.

Julaibib, tidak lama selepas bernikah, sampai seruan untuk jihad. Masih menjadi pengantin baru, Julaibib telahpun sedia menyandang senjatanya. Seruan jihad benar-benar membakar jiwa juangnya.

Di medan perang, Julaibib terbunuh. Dia syahid. 

Akhir pertempuran, jasad-jasad yang terkulai di medan perang akan dikumpulkan. Jasad para syuhada' juga dikumpulkan di suatu tempat. Suanana menjadi sangat sayu.

Tiba-tiba, Rasulallah bertanya, "Adakah kalian kehilangan seseorang?"

Para sahabat segera menjawab, "InsyaAllah tiada, ya Rasulalallah"

Sekali lagi, Baginda bertanya, "Adakah kalian telah kehilangan seseorang?"

Kali ini para sahabat tidak terus menjawab. Mereka mula merasa ragu-ragu.

Lalu Rasulallah S.A.W berkata, "Sungguh, aku telah kehilangan Julaibib..."

Subhanallah... Saya hampir menitiskan air mata saat mendengar kata-kata yang keluar dari bibir mulia Baginda Rasul ini.

Rasulallah kemudiannya menyambung, "Sesungguhnya Julaibib ialah sebahagian daripada diriku dan diriku ialah bahagian darripada dirinya"

Subhanallah! Subhanallah! Subhanallah!

Mulianya si hodoh itu... Beruntungnya si miskin itu... Bahagianya si kerdil itu...

Itulah Julaibib... Dirinya tidak terkenal di bumi, tetapi namanya disebut-sebut oleh penduduk langit...

Dan buat kalian yang pernah merasa rendah diri, merajuk dan kesal dengan ciptaan Allah,
Ketahuilah bahawa Allah dan Rasul-Nya tidak memandang kecantikan fizikal kita tetapi Allah dan Rasul-Nya memandang kecantikan iman kita. Allah menilai ketaqwaan kita.


Dan jika antara kita yang teringin untuk bersua muka dengan Rasulallah, berhentilah merajuk. Dan belajarlah untuk bersyukur, bersabar dan redha dengan ciptaan Allah kerana ia adalah asas kepada kehambaan.